-->

Blog Untuk Solusi Masalah Error, Aplikasi, Software Komputer Dan Informasi Teknology

Thursday, April 4, 2019

Microsoft Bandingkan Office 2019 malah Menjelek-jelekkan kalah dengan Office 365



Soal Aplikasi penyunting dokumen, Aplikasi Office buatan Microsoft pasti harus menjadi paling fokus utama. Software utama Office seperti Word, Excel, dan PowerPoint bahkan menjadi software paling wajib harus dikuasai semua orang Milenial ini. Aplikasi Office dari microsoft saat ini telah memasuki generasi yang ke 10. Palingbaru adalah Office 2019 yang sudah dirilis September 2018 yang lalu. Tapi dalam sebuah iklan promosi, Microsoft malah terkesan sangat menjelek-jelekkan Ms Office 2019. Di iklan tersebut telah ditunjukkan 2 remaja kembar yang sedang ditantang mengolah data di Excel, yaitu menambahkan ibukota negara bagian AS beserta populasi dan kota terbesar nya.

Perbedaannya cuma remaja pertama menggunakan Ms Office 2019, sementara remaja kedua menggunakan Ms Office 365. Akhirnya, remaja kedua telah berhasil menyelesaikan dokumennya segera dengan lebih cepat. Hal ini di karenakan Excel di Office 365 memiliki fitur function baru untuk menarik data sekunder; satu hal yang tak dimiliki Office 2019. Paling menariknya, di iklan ini bukan cuma satu. Microsoft merilis dua video lain yang menunjukkan kelebihan Office 365, sekaligus menunjukkan kelemahannya Office 2019.

Jika Anda yang belum mengetahui, Microsoft Office 365 Yaoitu Microsoft Office berbasis cloud dan menggunakan sistem secara berlangganan per tahun. Untuk Office 365 Home, biaya berlangganannya hanya Rp.1,2 juta /tahun (119.000/bulan jika Anda ingin berlangganan bulanan).

Sementara Microsoft Office 2019 adalah Aplikasi berbasis desktop dengan sistem pembelian putus. Artinya sekali beli, Anda bisa menggunakannya sampai kapan pun. Harga Office 2019 versi Home and Students adalah Rp.1,45 juta, sementara versi Home Business Rp.3,85 juta.


Microsoft merilis iklan itu, Microsoft pada dasarnya hanya mendorong pengguna agar beralih ke MicrosoftOffice 365. Pasti lah Tentu, langkah ini memiliki tujuan khusus. Karena berbasis langganan dan online, Office 365 memudahkan Microsoft akan mendapatkan pelanggan tetap. Konsumen akan sulit berhenti berlangganan karena berhenti berarti harus mencari software alternatif. Ketika muncul ketergantungan seperti itu, kontrol pun berada di sisi Microsoft. Contohnya ketika Microsoft ingin menaikkan harga, konsumen relatif akan nurut.

Lain halnya pada Office 2019. Jika misalnya tahun depan Microsoft merilis Office 2020, pilihan tetap ada di tangan konsumen. Jika konsumen tidak tertarik dengan fitur-fitur baru Office 2020, mereka memiliki pilihan untuk terus menggunakan Office 2019. Hal inilah yang terjadi selama ini, ketika masih banyak konsumen yang menggunakan Office 2010 atau 2013 meski support resminya sebenarnya sudah habis.

Langkah yang telah dilakukan pabrikan Microsoft ini memang bukanlah yang baru. Adobe juga telah melakukannya untuk program penyunting gambar andalannya, seperti aplikasi Photoshop atau Illustrator, melalui layanan Creative Cloud. Adobe bahkan tidak lagi menyediakan versi beli putus untuk aplikasi itu, sudah berbasis langganan per tahun.

Menggunakan layanan canggih berbasis cloud seperti microsoft Office 365 sebenarnya memang sudah memiliki banyak keuntungan. Jika ingin menambahkan fitur baru, Microsoft bisa langsung memasang di sisi server dan seluruh pengguna Office 365 bisa langsung memanfaatkannya. Dan meski berbasis cloud, pengguna sebenarnya tetap bisa menggunakan Office 365 ketika offline atau tidak terhubung ke internet.

Namun tetap saja, menggunakan layanan cloud ibarat Anda mengontrak rumah. Di satu sisi nyaman, tinggal pakai, dan (relatif) murah, namun di sisi lain harus pasrah jika pemilik kontrakan menaikkan harga kontrakan. Sementara beli putus software seperti beli rumah sendiri, ketika Anda bisa bebas menggunakan kapan saja.


Sekarang,  Anda Mau pilih mana?


yang jelas Pilih office 365 dong paling canggih.